Investasi Emas yang Lebih Menguntungkan: Fisik Atau Digital?
Investasi Emas yang Lebih Menguntungkan: Fisik Atau Digital?

Investasi Emas Yang Lebih Menguntungkan: Fisik Atau Digital?

Investasi Emas Yang Lebih Menguntungkan: Fisik Atau Digital?

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Investasi Emas yang Lebih Menguntungkan: Fisik Atau Digital?
Investasi Emas yang Lebih Menguntungkan: Fisik Atau Digital?

Investasi Emas dalam dunia investasi yang semakin dinamis, emas tetap menjadi pilihan favorit bagi masyarakat Indonesia. Nilainya yang relatif stabil dan kemampuannya sebagai pelindung kekayaan (safe haven) membuat logam mulia ini terus diminati, baik oleh investor tradisional maupun generasi baru. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi dan transformasi digital, bentuk kepemilikan emas turut mengalami evolusi: kini hadir dalam dua bentuk utama, yakni emas fisik dan emas digital.

Emas fisik telah lama menjadi simbol kekayaan dan jaminan keamanan ekonomi. Di Indonesia, emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) atau PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) menjadi pilihan utama investor individu. Selain sebagai investasi, emas fisik juga populer dalam bentuk perhiasan yang kerap dijadikan simpanan keluarga.

Menurut World Gold Council, total permintaan emas fisik di Indonesia mencapai 45,5 ton pada 2023, meningkat 13% dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap emas fisik tetap tinggi, terutama saat inflasi dan gejolak ekonomi melanda.

Keunggulan emas fisik terletak pada ketahanannya terhadap fluktuasi ekonomi. Dalam 10 tahun terakhir, harga emas dunia telah meningkat sekitar 128%, dari sekitar USD 1.400 menjadi lebih dari USD 3.200 per troy ounce. Di dalam negeri, harga emas Antam juga melonjak signifikan, dari sekitar Rp500.000 menjadi Rp1.871.000 per gram.

Namun, emas fisik juga memiliki tantangan, terutama dalam hal penyimpanan dan keamanan. Menyimpan emas dalam jumlah besar di rumah berisiko pencurian. Solusinya adalah menyewa safe deposit box di bank, tetapi ini memerlukan biaya tahunan, biasanya berkisar Rp500 ribu hingga Rp1 juta.

Investasi Emas fisik memiliki likuiditas terbatas karena proses jual kembali yang memerlukan waktu dan biaya. Spread harga beli dan jual cukup tinggi, apalagi untuk emas perhiasan yang bisa dipotong hingga 30% karena biaya desain. Karena itu, emas fisik lebih sesuai untuk investasi jangka panjang daripada kebutuhan jangka pendek.

Investasi Emas Digital: Praktis, Aman, Dan Ramah Milenial

Investasi Emas Digital: Praktis, Aman, Dan Ramah Milenial di era digital, berinvestasi emas tidak lagi harus dalam bentuk batangan atau perhiasan. Kini tersedia emas digital, yang memungkinkan pembelian emas dalam pecahan kecil secara online, bahkan mulai dari Rp5.000. Platform populer seperti Pluang, Tokopedia Emas, Shopee Emas, dan Pegadaian Digital menjadi pelopor model investasi ini.

Keunggulan utama emas digital adalah kemudahan dan fleksibilitas. Pengguna cukup mendaftar melalui aplikasi, melakukan transfer dana, dan langsung memiliki emas dalam bentuk digital yang nilainya tercatat secara real-time. Emas tersebut biasanya disimpan dalam bentuk fisik oleh mitra terpercaya seperti Antam, UBS, atau lembaga kliring yang diawasi pemerintah.

Menurut data Bappebti, transaksi emas digital di Indonesia tumbuh pesat dalam tiga tahun terakhir, dengan lebih dari 5 juta pengguna aktif pada 2023, meningkat lebih dari 200% dibandingkan tahun 2020. Angka ini mencerminkan tingginya minat terhadap investasi emas berbasis teknologi, terutama di kalangan generasi milenial dan Gen Z.

Selain itu, emas digital lebih efisien dalam hal biaya. Tidak perlu menyewa tempat penyimpanan atau khawatir soal keamanan fisik. Platform digital juga menyediakan fitur menarik seperti auto-investasi bulanan, notifikasi harga, dan pencairan instan ke rekening bank.

Meski demikian, emas digital tetap memiliki risiko. Investor tidak memiliki akses langsung terhadap emas secara fisik, sehingga bergantung penuh pada platform penyedia. Jika platform mengalami gangguan atau memiliki sistem keamanan yang lemah, maka potensi kehilangan akses atau kerugian bisa terjadi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih platform yang terdaftar dan diawasi oleh OJK serta Bappebti.

Perbandingan Imbal Hasil Dan Biaya: Mana Yang Lebih Untung?

Perbandingan Imbal Hasil Dan Biaya: Mana Yang Lebih Untung? dalam hal imbal hasil, baik emas fisik maupun digital sama-sama mengikuti pergerakan harga emas dunia. Namun, yang membedakan keduanya secara signifikan adalah struktur biaya dan efisiensi transaksi, yang pada akhirnya memengaruhi keuntungan bersih yang diterima investor.

Mari kita simulasikan investasi senilai Rp10 juta dalam jangka waktu 3 tahun, dengan asumsi kenaikan harga emas sebesar 20%:

Emas Fisik: Potongan harga jual (spread) biasanya berkisar antara 5–10%, tergantung tempat dan kondisi emas saat dijual. Ditambah biaya penyimpanan seperti safe deposit box di bank, yang bisa mencapai Rp500 ribu hingga Rp1 juta per tahun. Jika dihitung total, biaya selama tiga tahun bisa mencapai Rp3 juta. Maka, keuntungan bersih dari kenaikan harga emas hanya sekitar 10–12%, bahkan bisa lebih rendah jika harga stagnan. Selain itu, proses menjual emas fisik memerlukan waktu, pemeriksaan ulang, dan risiko perbedaan harga antar toko.

Emas Digital: Biaya layanan platform lebih kecil, berkisar antara 0,2% hingga 1% per transaksi, tanpa biaya penyimpanan fisik. Investor bisa melakukan jual-beli secara real-time melalui aplikasi, tanpa perlu datang langsung ke toko atau membawa fisik emas. Dalam simulasi yang sama, investor bisa memperoleh keuntungan bersih sekitar 18–19%, dengan risiko biaya lebih minim dan fleksibilitas transaksi jauh lebih tinggi. Beberapa platform bahkan menawarkan fitur seperti auto-invest dan price alert.

Namun, emas digital tetap memiliki keterbatasan. Meski dapat dikonversi ke emas fisik, proses ini memerlukan biaya tambahan seperti cetak sertifikat dan ongkos kirim, yang bisa mencapai Rp150.000–Rp500.000 per gram tergantung berat dan lokasi. Ini menjadikan emas digital lebih cocok untuk investasi murni dibanding konsumsi.

Emas digital unggul dalam hal efisiensi, fleksibilitas, dan kemudahan pengelolaan. Emas fisik menawarkan kepemilikan nyata dan nilai simbolik yang cocok untuk warisan atau jaminan. Pilihan terbaik tergantung pada tujuan, profil risiko, dan preferensi masing-masing investor.

Strategi Investasi Dan Preferensi Antar Generasi

Strategi Investasi Dan Preferensi Antar Generasi pemilihan antara emas fisik dan digital tidak bisa dilepaskan dari strategi investasi dan preferensi masing-masing generasi. Generasi baby boomer dan Gen X lebih menyukai emas fisik karena nilai historis, kenyamanan psikologis, dan kecenderungan untuk menyimpan aset secara konvensional.

Sebaliknya, generasi milenial dan Gen Z lebih memilih emas digital karena praktis, bisa dibeli dengan nominal kecil, dan mudah dipantau dari aplikasi smartphone.

Survei Populix tahun 2024 mengungkapkan bahwa 68% milenial di Indonesia memilih emas digital sebagai investasi jangka menengah, sedangkan 75% responden usia di atas 45 tahun masih memilih emas fisik. Ini menunjukkan bahwa digitalisasi investasi memang lebih diminati oleh generasi yang melek teknologi.

Untuk diversifikasi, menggabungkan keduanya bisa menjadi pilihan bijak. Misalnya, menyimpan sebagian emas digital untuk fleksibilitas transaksi dan sebagian emas fisik sebagai aset jangka panjang atau warisan. Ini juga selaras dengan saran perencana keuangan yang menyarankan alokasi investasi emas sekitar 10–20% dari total portofolio.

Baik emas fisik maupun emas digital memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Emas fisik memberikan rasa aman secara psikologis dan nilai simbolik yang tinggi, namun memerlukan perhatian dalam hal penyimpanan dan biaya tambahan. Sementara itu, emas digital menawarkan efisiensi biaya, fleksibilitas tinggi, dan cocok untuk gaya hidup modern yang serba cepat.

Bagi investor pemula atau mereka yang mengutamakan kemudahan transaksi, emas digital bisa menjadi solusi ideal. Namun bagi yang ingin menjaga kekayaan dalam bentuk nyata dan diwariskan secara turun-temurun, emas fisik tetap menjadi pilihan yang tak tergantikan.

Pilihan terbaik sangat bergantung pada tujuan keuangan, jangka waktu investasi, dan profil risiko masing-masing individu. Dengan pemahaman yang menyeluruh serta strategi yang tepat, baik dalam bentuk fisik maupun digital, tetap menjadi cara cerdas untuk melindungi nilai kekayaan di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah adalah Investasi Emas.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait