Kekeliruan Angkutan Sampah RDF Rorotan Sebabkan Warga Sakit
Kekeliruan Angkutan Sampah RDF Rorotan Sebabkan Warga Sakit

Kekeliruan Angkutan Sampah RDF Rorotan Sebabkan Warga Sakit

Kekeliruan Angkutan Sampah RDF Rorotan Sebabkan Warga Sakit

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Kekeliruan Angkutan Sampah RDF Rorotan Sebabkan Warga Sakit
Kekeliruan Angkutan Sampah RDF Rorotan Sebabkan Warga Sakit

Kekeliruan Angkutan Sampah Di Pabrik Rorotan Kini Memaksa Ratusan Warga Jakarta Garden City Memutuskan Untuk Mengungsi Secara Mendadak. Ratusan warga Perumahan Jakarta Garden City (JGC) kini memilih mengungsi dari rumah mereka sendiri. Pengungsian ini terjadi setelah terhitung puluhan anak menderita gangguan kesehatan yang parah. Gangguan kesehatan diduga kuat dipicu polusi udara dari uji coba operasional pabrik pengolahan sampah atau disebut Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan.

Padahal, proyek RDF ini seharusnya menjadi solusi inovatif penanganan masalah sampah perkotaan yang kronis. Upgrade teknologi pengolahan sampah ini seharusnya menyelesaikan masalah lingkungan, bukan menambah masalah baru. Namun demikian, uji coba operasional yang berlangsung 3–31 Oktober 2025 kembali memunculkan bau sampah sangat menyengat.

Bau menyengat ini sebelumnya sudah dikeluhkan berulang kali oleh warga sekitar JGC. Selain itu, laporan kesehatan menunjukkan adanya korelasi langsung antara bau tersebut dengan penyakit pernapasan. Kondisi ini memaksa keluarga dengan anak-anak kecil mengambil langkah drastis mengungsi.

Menurut laporan warga terdampak, inti permasalahan polusi ini adalah Kekeliruan Angkutan Sampah yang tidak memenuhi standar minimum. Hal ini diperburuk oleh penumpukan sampah yang tidak terkelola di area fasilitas itu sendiri. Akibatnya, operasional RDF ini justru memaksa setidaknya 300 warga meninggalkan hunian mereka.

Oleh karena itu, kondisi darurat ini menuntut akuntabilitas penuh dari pihak pengelola dan pemerintah daerah terkait. Warga sangat membutuhkan penanganan cepat dan solusi komprehensif karena masalah teknis ini memicu krisis kesehatan dan lingkungan.

Masalah Kesehatan Akibat Polusi Bau Menyengat Warga JGC

Masalah Kesehatan Akibat Polusi Bau Menyengat Warga JGC menjadi fokus utama yang disoroti oleh warga terdampak Rorotan. Puluhan anak di klaster Shinano, Perumahan JGC, didiagnosis menderita infeksi saluran pernapasan (ISPA). Selain itu, infeksi mata juga menjadi keluhan kesehatan yang sangat sering dilaporkan oleh para orang tua.

Ketua RT 18 Klaster Shinano, Wahyu Andre, menyebutkan bahwa setidaknya 23 anak telah menjadi korban sakit. Sebagian besar anak sakit disebabkan oleh paparan polusi udara, berdasarkan hasil pemeriksaan medis yang mereka lakukan. Padahal, kasus yang serupa pernah terjadi sebelumnya pada uji coba pertama proyek ini. Pada periode Maret hingga April 2025, polusi RDF ini juga sempat menyebabkan lebih dari 30 anak sakit secara bersamaan. Maka dari itu, kejadian berulang ini menegaskan adanya ancaman kesehatan serius terhadap penduduk di sekitar Rorotan. Situasi ini menunjukkan bahaya yang terus mengintai lingkungan hidup warga.

Warga JGC merasa tertekan dan terpaksa mengungsi ke luar kota untuk mencari udara yang lebih bersih. Ada warga yang mengungsi ke Bogor, Bandung, hingga Jakarta Selatan, mencari perlindungan. Keputusan mengungsi ini adalah upaya darurat untuk melindungi anak-anak mereka. Tindakan drastis ini diambil setelah warga sudah tidak tahan lagi dengan kondisi udara yang memburuk. Bau sampah tercium kuat sejak 28 Oktober hingga 1 November 2025. Kondisi darurat ini menuntut perhatian segera karena dipicu oleh kegagalan operasional.

Salah satu warga, Esra (38), menyebutkan anaknya kembali menderita batuk parah ketika uji coba operasional RDF berjalan. Ketika RDF berhenti beroperasi, batuk anaknya sempat hilang. Namun demikian, begitu operasional RDF mulai lagi, anak saya mulai sakit lagi, ujar Esra. Oleh karena itu, tuntutan warga tidak hanya berhenti pada penghentian operasional sementara. Tuntutan ini harus berlanjut pada perbaikan sistem secara permanen. Penghentian uji coba sejak 1 November 2025 baru menjadi langkah awal penyelesaian masalah.

Analisis Teknis Kekeliruan Angkutan Sampah Rorotan

Analisis Teknis Kekeliruan Angkutan Sampah Rorotan menunjukkan adanya kegagalan mendasar dalam sistem logistik fasilitas. Kapasitas pengolahan RDF mencapai 2.500 ton per hari, sebuah angka yang sangat besar. Namun demikian, truk kompaktor tertutup yang tersedia hanya 98 unit. Seharusnya, kapasitas 2.500 ton ini memerlukan sekitar 500 truk kompaktor untuk bisa beroperasi secara optimal. Kesenjangan jumlah truk inilah yang memaksa pengelola menggunakan truk yang tidak standar. Akibat kekurangan ini, sisa kebutuhan dipenuhi oleh truk semi tertutup dan truk bak terbuka yang tidak layak.

Truk-truk terbuka ini secara bebas melintas di area pemukiman warga JGC. Air lindi atau limbah cair dari sampah menetes tumpah di sepanjang jalan yang dilalui. Faktanya, air lindi mengandung logam berat dan mikroba patogen yang sangat berbahaya.

Paparan air lindi yang tumpah ini menyebabkan gangguan pernapasan dan masalah kulit. Hal ini membuktikan bahwa kelalaian operasional berdampak langsung pada lingkungan warga sekitar. Selain itu, warga melaporkan bahwa air lindi mengotori jalan yang menjadi akses utama mereka. Di sisi lain, Gubernur Jakarta, Pramono Anung, telah mengakui adanya kekeliruan serius dalam sistem pengangkutan sampah tersebut. Gubernur menekankan bahwa problem utamanya adalah pada pengangkutan sampah itu sendiri. Masalah logistik ini diperparah dengan penumpukan sampah di area fasilitas.

Sampah di RDF Rorotan tidak boleh menumpuk lebih dari dua hingga tujuh hari secara teknis. Akan tetapi, penumpukan justru terjadi saat uji coba operasional. Sampah yang menumpuk lama ini menjadi busuk dan berbau sebelum sempat diolah. Oleh karena itu, masalah ini adalah kegagalan sistem logistik dan operasional yang perlu dipertanggungjawabkan. Kekeliruan Angkutan Sampah memang menjadi masalah mendasar yang paling nyata di lapangan.

Perlunya Evaluasi Menyeluruh Terhadap Standar Operasi Teknis

Perlunya Evaluasi Menyeluruh Terhadap Standar Operasi Teknis kini harus dilakukan oleh pihak pengelola dan pemerintah daerah. Project Manager KSO Wika–Jaya Konstruksi, Angga Bagus, menjelaskan uji coba telah dihentikan sejak 1 November 2025. Pengelola menduga bau menyebar karena pintu hanggar utama sering dibuka. Pintu hanggar terpaksa dibuka saat pergantian shift pekerja atau pengisian BBM alat berat. Pengelola menyatakan akan mengevaluasi prosedur pembukaan pintu. Namun demikian, Pengelola memastikan empat Deodorizer dan Flue Gas Treatment Rotary Dryer berfungsi baik. Deodorizer bertugas menghilangkan bau, dan FGT Rotary Dryer menangani gas buang.

Padahal, pengamat tata kota, Agus Pambagyo, menilai fasilitas tersebut didorong segera beroperasi. Hal ini berkaitan erat dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan pabrik semen. PKS ini mewajibkan RDF memproduksi bahan bakar alternatif pengganti batu bara dengan cepat. Dorongan untuk memenuhi kewajiban produksi tersebut membuat persiapan teknis tidak optimal sebelum operasional penuh. Persiapan yang terburu-buru ini mencakup pengendalian emisi gas dan penataan sistem pengolahan. Selain itu, RDF semestinya sepenuhnya berada dalam bangunan tertutup yang kedap bau total.

Agus Pambagyo juga menyarankan RDF Rorotan harus dilengkapi teknologi canggih. Hal ini penting agar uji coba dan pengoperasiannya tidak lagi menimbulkan polusi bau. Penanganan masalah harus dimulai dari memperbaiki Kekeliruan Angkutan Sampah.

Akuntabilitas Dan Solusi Pengelolaan Limbah Berkelanjutan

Akuntabilitas Dan Solusi Pengelolaan Limbah Berkelanjutan harus menjadi fokus utama pasca krisis kesehatan dan lingkungan ini. Dampak air lindi yang tumpah akibat truk terbuka sangat berbahaya. Cairan lindi mengandung senyawa organik, logam berat, dan mikroba patogen pemicu penyakit serius. Oleh karena itu, pemerintah harus segera memastikan semua truk pengangkut sampah adalah truk kompaktor tertutup standar. Truk jenis ini wajib dilengkapi penampung lindi dan sistem pemuatan mekanis yang memadai. Kepatuhan pada standar truk ini akan mencegah pencemaran lindi di jalanan umum.

Fasilitas RDF Rorotan juga harus dioperasikan dengan standar ketat yang berkelanjutan. Standar tersebut mencakup kontrol suhu dan durasi penumpukan sampah agar tidak membusuk. Tuntutan warga agar amdal disusun transparan juga perlu dipenuhi secepatnya.

Hal ini akan memastikan keselamatan warga tetap menjadi prioritas utama di atas kepentingan proyek. Kesehatan masyarakat tidak boleh dikorbankan demi target produksi PKS yang terburu-buru. Sebab itu, pemerintah harus mendengarkan keluhan warga terdampak.

Kejadian ini menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur lingkungan harus didukung oleh operasional yang disiplin dan etis. Warga JGC harusnya mendapatkan udara bersih yang sehat. Mereka berhak menuntut penanganan serius atas Kekeliruan Angkutan Sampah.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait