Harga Bahan Pokok Melonjak Tajam Jelang Ramadhan 2025
Harga Bahan Pokok Melonjak Tajam Jelang Ramadhan 2025

Harga Bahan Pokok Melonjak Tajam Jelang Ramadhan 2025

Harga Bahan Pokok Melonjak Tajam Jelang Ramadhan 2025

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Harga Bahan Pokok Melonjak Tajam Jelang Ramadhan 2025
Harga Bahan Pokok Melonjak Tajam Jelang Ramadhan 2025

Harga Bahan Pokok melonjak tajam jelang ramadhan 2025, menjelang bulan suci Ramadhan 2025, harga sejumlah bahan pokok di berbagai daerah mengalami lonjakan signifikan. Kenaikan ini terjadi pada komoditas seperti beras, minyak goreng, gula, telur, dan daging ayam, yang semakin membebani masyarakat.

Berdasarkan pantauan di beberapa pasar tradisional di Jakarta, harga beras premium naik dari Rp14.000 menjadi Rp16.500 per kilogram, sementara beras medium kini dijual seharga Rp13.500 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp12.000. Minyak goreng kemasan juga mengalami kenaikan dari Rp15.000 menjadi Rp18.000 per liter.

“Setiap menjelang Ramadhan memang harga naik, tapi tahun ini lebih tinggi dari biasanya. Kami para pedagang juga kesulitan karena pasokan terbatas,” ujar Rina (42), seorang pedagang sembako di Pasar Senen, Jakarta.

Tak hanya beras dan minyak goreng, harga telur ayam juga melonjak dari Rp28.000 menjadi Rp33.000 per kilogram. Daging ayam mengalami kenaikan signifikan, dari Rp38.000 menjadi Rp45.000 per kilogram. Sementara itu, harga daging sapi sudah menembus Rp140.000 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp125.000.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah berupaya menstabilkan harga dengan menggelar operasi pasar dan menambah pasokan dari cadangan pangan nasional. “Kami akan memastikan stok bahan pokok cukup dan harga tetap terkendali. Operasi pasar terus dilakukan di berbagai daerah guna menekan lonjakan harga,” ujar Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan.

Masyarakat berharap pemerintah dapat mengambil langkah cepat dan tepat agar kenaikan harga ini tidak semakin memberatkan, terutama bagi kalangan menengah ke bawah. Pasalnya, kenaikan harga bahan pokok menjelang Ramadhan selalu menjadi masalah tahunan yang terus berulang.

Harga Bahan Pokok selain itu, pengamat ekonomi menilai kenaikan harga tahun ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan permintaan, gangguan distribusi akibat cuaca ekstrem, serta fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kenaikan Drastis Beras, Minyak Goreng, dan Gula Jadi Komoditas Paling Terdampak

Kenaikan Drastis Beras, Minyak Goreng, dan Gula Jadi Komoditas Paling Terdampak, menjelang bulan suci Ramadhan, harga bahan pokok di berbagai daerah mengalami lonjakan drastis. Tiga komoditas utama yang paling terdampak adalah beras, minyak goreng, dan gula, yang harganya terus meroket dalam beberapa pekan terakhir.

Di sejumlah pasar tradisional Jakarta, harga beras premium kini mencapai Rp16.500 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp14.000. Sementara itu, beras medium mengalami kenaikan dari Rp12.000 menjadi Rp13.500 per kilogram. Kenaikan harga ini diduga akibat meningkatnya permintaan serta distribusi yang terhambat akibat faktor cuaca.

Selain beras, minyak goreng juga mengalami lonjakan signifikan. Minyak goreng kemasan yang sebelumnya dijual Rp15.000 per liter kini mencapai Rp18.000. Kenaikan ini membuat banyak masyarakat mengeluhkan sulitnya mendapatkan minyak dengan harga terjangkau.

“Kami harus lebih irit dalam menggunakan minyak goreng karena harga terus naik. Kalau begini terus, belanja rumah tangga makin berat,” ujar Siti (35), seorang ibu rumah tangga di Jakarta Timur.

Tak hanya itu, gula pasir pun mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Dari sebelumnya Rp14.000 per kilogram, kini harga gula mencapai Rp17.000. Para pedagang mengungkapkan bahwa stok gula di pasaran mulai menipis, sementara permintaan terus meningkat menjelang Ramadhan.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menyatakan telah mengambil langkah untuk menstabilkan harga, termasuk melakukan operasi pasar dan menambah pasokan dari cadangan pangan nasional. “Kami terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan harga tetap terkendali dan masyarakat bisa mendapatkan bahan pokok dengan harga yang wajar,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Ekonom menilai kenaikan harga bahan pokok ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor, seperti meningkatnya permintaan menjelang Ramadhan, gangguan distribusi akibat cuaca buruk, serta fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Dengan kondisi ini, masyarakat diimbau untuk lebih cermat dalam berbelanja dan memanfaatkan program bantuan pangan yang disediakan pemerintah guna mengurangi beban ekonomi selama bulan suci.

Harga Bahan Pokok Faktor Pemicu: Permintaan Tinggi Dan Gangguan Distribusi Dorong Lonjakan Harga

Faktor Pemicu: Permintaan Tinggi Dan Gangguan Distribusi Dorong Lonjakan Harga, harga bahan pokok terus meroket menjelang bulan suci Ramadhan. Lonjakan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan masyarakat serta gangguan distribusi yang menyebabkan pasokan terganggu. Beras, minyak goreng, dan gula menjadi komoditas yang paling terdampak.

Di pasar tradisional, harga beras premium kini menembus Rp16.500 per kilogram dari sebelumnya Rp14.000, sementara beras medium naik menjadi Rp13.500 per kilogram. Minyak goreng kemasan juga mengalami lonjakan harga dari Rp15.000 menjadi Rp18.000 per liter. Tak ketinggalan, harga gula pasir yang semula Rp14.000 per kilogram kini mencapai Rp17.000.

“Kenaikan harga ini sudah kami prediksi karena setiap menjelang Ramadhan permintaan selalu meningkat. Namun, tahun ini kenaikannya lebih tajam dari biasanya,” kata Heru, seorang pedagang sembako di Pasar Kramat Jati, Jakarta.

Menurut pengamat ekonomi, lonjakan harga ini disebabkan oleh dua faktor utama: permintaan yang melonjak tajam dan gangguan distribusi akibat cuaca buruk serta biaya logistik yang meningkat.

“Permintaan masyarakat terhadap bahan pokok selalu naik menjelang Ramadhan. Di sisi lain, faktor eksternal seperti cuaca buruk yang menghambat distribusi dan fluktuasi nilai tukar rupiah juga turut berperan dalam kenaikan harga,” ujar Bhima Yudhistira, analis ekonomi dari CELIOS.

“Kami terus berupaya menstabilkan harga dengan meningkatkan pasokan ke pasar dan mengawasi distribusi agar tidak ada penimbunan oleh spekulan,” ujar Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Meski demikian, masyarakat tetap merasa terbebani oleh kenaikan harga ini. Banyak yang berharap pemerintah bisa bertindak lebih cepat untuk menekan lonjakan harga sebelum memasuki bulan Ramadhan.

“Dulu masih bisa belanja dengan uang Rp100.000, sekarang harga sudah naik semua, jadi harus lebih irit,” ujar Lestari, seorang ibu rumah tangga di Bekasi.

Dengan kondisi ini, masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam berbelanja dan memanfaatkan program bantuan pangan dari pemerintah guna mengurangi dampak lonjakan harga.

Harga Bahan Pokok Dampak Bagi Masyarakat Konsumen Mengeluh, Pedagang Kesulitan Stok Barang

Dampak Bagi Masyarakat Konsumen Mengeluh, Pedagang Kesulitan Stok Barang, lonjakan harga bahan pokok menjelang bulan suci Ramadhan 2025 semakin dirasakan oleh masyarakat. Konsumen mulai mengeluhkan mahalnya harga kebutuhan sehari-hari, sementara pedagang di pasar tradisional kesulitan mendapatkan stok barang akibat distribusi yang terganggu.

Beras, minyak goreng, dan gula menjadi komoditas yang paling terdampak. Harga beras premium yang sebelumnya Rp14.000 per kilogram kini melonjak menjadi Rp16.500. Sementara minyak goreng naik dari Rp15.000 menjadi Rp18.000 per liter. Harga gula pasir juga tak kalah naik, dari Rp14.000 menjadi Rp17.000 per kilogram.

“Kami harus mengurangi jumlah belanjaan karena harga sudah tidak masuk akal. Padahal Ramadhan masih beberapa hari lagi,” keluh Ratna (38), seorang ibu rumah tangga di Jakarta.

Tak hanya konsumen, pedagang juga merasakan dampaknya. Banyak dari mereka kesulitan mendapatkan pasokan dari distributor akibat harga yang terus naik.

“Biasanya kami bisa stok beras dan minyak dalam jumlah besar, tapi sekarang sulit karena harga dari pemasok juga sudah tinggi. Belum lagi ada keterlambatan pengiriman,” kata Yanto, pedagang di Pasar Kramat Jati.

Menurut pengamat ekonomi, kenaikan harga ini terjadi akibat meningkatnya permintaan yang tidak diimbangi dengan pasokan yang stabil. Gangguan distribusi akibat cuaca buruk serta kenaikan biaya transportasi juga menjadi faktor utama.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengaku telah berupaya menstabilkan harga dengan menggelar operasi pasar dan menambah pasokan dari cadangan pangan nasional.

Harga Bahan Pokok kami terus berkoordinasi dengan para produsen dan distributor agar stok tetap tersedia dan harga bisa dikendalikan. Ujar Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait